Search

Hi! It's me Wana
Nice to see you..

I'm Wana. An INTP-T woman. I'm often thoroughly engaged in my own thoughts. I usually appear to others to be offbeat and unconventional. People may think i am a stereotypical “nerd” who may be shy or withdrawn around people i don’t know well. However, i become talkative and enthusiastic when i meet someone who shares my niche interests.

Memandang Hidup

in life you’re either growing or dying”  kutipan dari salah satu artikel yang kebetulan aku baca sore ini. Cukup sarkas, namun alih-alih berfikir berlebihan aku lebih memilih untuk mengangguk secepat kilat. 

Banyak orang yang bernafas, tapi tidak benar-benar menjalankan kehidupannya. Selayaknya manusia  hidup mereka hadir pada saat matahari terbit dari timur hingga kemudian tenggelam ditelan malam gelap. Selayaknya manusia yang hidup, nadi mereka masih berdenyut seiring iringan detik dari jarum jam. Sayangnya ketimbang merasa hidup mereka jauh lebih merasa mati. Termasuk aku, karena aku pernah berada pada fase muak dengan kehidupan sendiri. 

A lot things has happened in my 20s, and it has openend my eyes for many things. Semua manusia punya masa sulitnya sendiri, ntah itu kerjaan, hubungan sesama manusia sampai kesulitan memahami diri sendiri. I have reached so many turning points in life but the one that has recenty impact the course of my life was when I found that I have lost my own path. Aku kehilangan jati diriku. Bukan karena aku nggak tahu bisa apa, bukan karena aku nggak punya kemampuan, juga bukan karena aku tidak dianugerahi kenikmatan dari Tuhan. Tapi karena aku menjadikan kehidupan manusia lain sebagai indikator kebahagiaanku.

Setiap manusia tentu punya keinginan, karena keinginan itu menjadi booster untuk kita bisa lebih termotivasi dalam menjalankan hidup. Keinginan bisa dimulai dari hal sederhana seperti “mau makan apa sore ini?” atau mungkin beralih ke harapan besar yang bisa berdampak hebat bagi kita a.k.a ekspektasi. People always have tendency to have high expectations say on carrier, on relationship, on people and etc. 

It’s all began from my own mind yang udah terditraksi oleh lingkunganku sendiri. Orang lain begini aku juga ingin jadi begini. Padahal belum tentu apa yang aku inginkan itu masih dalam batasan hidup yang bisa aku gapai. Aku pernah terlalu egois mengharuskan segala keinginanku terkabulkan dan berharap selalu dipandang baik sesuai standar masyarakat. Lalu saat aku berada pada satu titik dimana segala ekspektasiku berbanding terbalik dengan realita, aku malah memandang rendah pada diri sendiri sambil membatin “aku bukanlah sosok yang aku inginkan”.  Nyatanya kita sebagai manusia tidak bisa mengontrol  apa yang orang lain pikirkan tentang kita terlebih lagi segala perkara dunia. Yang jelas-jelas bisa kita kontrol ya pikiran dan perasaan kita sendiri.  

Pada kenyataannya hidup nggak selalu berjalan sesuai keinginan Wan!!

Seorang dosenku dulu pernah berkata “sama seperti teori Heisenberg kita tidak bisa menentukan kecepatan dan posisi elektron dalam ruang, yang bisa kita tentukan adalah keboleh jadian menemukan elektron pada jarak tertentu sama seperti kita tidak bisa menentukan apa dan bagaimana sosok kita di masa depan, yang kita bisa lakukan adalah mencoba menemukan daerah kemungkinan terbesar dari diri kita a.k.a berjuang. Dengan mencoba menemukan/berjuang kebolehjadian kita memiliki masa depan yang baik akan lebih besar”.

Yah kita bisa jadi mempunyai kebolehjadian untuk menjadi sosok yang kita inginkan. Tapi ingat! Segala sesuatunya itu adalah kehendak Tuhan. Jadi kita jangan sok lebih tahu dan malah mengatur-ngatur Tuhan. Do’a adalah kita meminta, memohon dan berserah diri kepada Tuhan. Bukannya memaksakan sesuatu yang bukan takdir kita.

Satu kejadian yang bikin aku belajar stabil mengendalikan diri adalah saat dua tahun lalu aku jatuh di tengah jalan dan nyaris ditabrak oleh angkutan umum. Kalau dipikir  lagi, hampir nggak ada kemungkinan  untuk bisa duduk sebelum bus besar itu melindas kepalaku. Bersyukur, Allah beri ketenangan saat itu.

Sekarang ketimbang memandang dunia ini sebagai kewajiban untuk memenuhi hasrat dan ekspektasi berlebih. Aku lebih suka memandang dunia sebagai tempat belajar dan berjuang. Banyak kuis mendadaknya cuy.

Yang kuat ya!!!!!

I know you can.




Komentar