Search

Hi! It's me Wana
Nice to see you..

I'm Wana. An INTP-T woman. I'm often thoroughly engaged in my own thoughts. I usually appear to others to be offbeat and unconventional. People may think i am a stereotypical “nerd” who may be shy or withdrawn around people i don’t know well. However, i become talkative and enthusiastic when i meet someone who shares my niche interests.

We all have demons.


Been struggling about this for so long times.

As i used to do disaat orang lain berkomentar tentang keburukan orang lain, aku cuma bisa diam. Don't mean to be hypocrite but i am just me who not  interested in talk about gossip, memelintir atau ngomongin kesalahan orang yang menurutku nggak perlu dipermasalahkan.

Nggak bohong, pastinya aku pernah ngobrol nggak jelas seperti itu atau kadang kelepasan. Pada akhirnya aku sangat menyesal,  karena apa gunanya ngomongin keburukan orang? Kadang ada saat dimana aku ngerasa sangat butuh tempat untuk curhat tapi yang jadi masalahnya adalah aku takut disaat curhat itu aku malah mengatakan keburukan orang lain yang emang sih bikin sakit hati. Aku pernah demikian, dan yang terjadi setelahnya adalah aku tidak merasa lega sama sekali :').

Ternyata saat itu aku sejenis orang yang playing victim, seolah aku yang paling menderita dan butuh belaan. That was so stupid of me.

Jadi semenjak itu aku sadar tujuan curhat sebenarnya memang supaya perasaan dan fikiran plong. Tapi ada yang harus diubah! Seharusnya aku curhat untuk meminta solusi dan pendapat bukannya meminta belaan atau pernyataan dari orang lain bahwa kitalah yang harusnya dibela.

Lama-kelamaan seperti tidak peduli dengan apa yang orang lain bicarakan. Selain karena aku memang berusaha menghindari obrolan seperti itu, juga karena sifatku yang terkesan selalu tidak peduli. But you know what? The one who looks like doesn't care over here is the one who really cares and overthinking all the times.

Sifat aku yang terkesan terlalu tidak peduli itu malah membuat aku diam dan nggak bisa menyuarakan apa yang harusnya disuarakan. Kebanyakan orang bercerita walapun penyampaiannya tidak langsung, tapi aku ngerti mereka memposisikan diri seolah merekalah yang paling benar. Manusia memang paling suka merasa benar kan?, aku juga pernah demikian. Nah, disaat orang lain curhat aku tetap mendengarkan.

Buruknya adalah, ternyata sifat aku yang nggak peduli dan jarang memihak ini malah dianggap "muka dua" :'). It was hurt me so deeeppppp, aku nyoba nggak memihak siapapun dan berusaha nggak mempermasalahkan apapun. Sayangnya sifat burukku yang terbiasa diam dan nggak mengungkapkan apa yang aku fikirkan membuat orang lain gagal paham. Yah jadinya gitu, aku dikira muka dua.

Nggak marah sih dibilang gitu, bisa dijadikan intropeksi diri hehehe.

Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah saat beberapa saat lalu aku sedang terlibat dalam suatu obrolan. I wont mention siapa itu, HAHAHA. We were talking about someone's personality. Nah seperti biasanya kalau sudah bicarakan satu keburukan maka akan terungkap keburukan-keburukan lainnya. Jadinya saat itu orang-orang malah terlalu fokus mengungkapkan tentang keburukannya. Sebenarnya tujuan utamanya adalah memperbaiki permasalahan, yaitu ada seseorang yang nggak menyadari sifat buruknya. Dia melakukan tanpa sadar, dan semua berfikir hal seperti itu nggak bisa dibiarkan. Aku setuju.

Yang tidak aku setujui adalah semua orang terlalu fokus pada keburukannya. Melupakan hal-hal baik yang pernah orang itu lakukan. Padahal nyatanya kita juga punya sifat buruk yang sadar atau nggak sadar kita lakukan.

WE ALL HAVE DEMONS.
Apalagi aku. I have demons. So you, who ever said that i am a good/nice person, just take out your words and back off sebelum menyesal. Jangan terlalu mudah menilai orang, karena nanti kalau tidak sesuai ekspektasi kamu bisa menyalahkan orang itu. Padahal yang memberi penilaian itu kamu sendiri.

Yang jelas semoga kita bisa menghindari sifat seperti memposisikan diri kita dalam posisi yang selalu ngerasa paling benar dan berharap orang lain berada di pihak kita. Dan semoga bisa dengan mudah mengungkapkan pendapat tentang suatu masalah atau kejadian tanpa mempelintir atau menambah-nambahkan. :)

Komentar