Search

Hi! It's me Wana
Nice to see you..

I'm Wana. An INTP-T woman. I'm often thoroughly engaged in my own thoughts. I usually appear to others to be offbeat and unconventional. People may think i am a stereotypical “nerd” who may be shy or withdrawn around people i don’t know well. However, i become talkative and enthusiastic when i meet someone who shares my niche interests.

Tell Me

Selamat 1 Agustus.

Wana's turned 23 since a few weeks ago. Aku tidak berencana nulis tentang how does it feel to be 23th y.o wana.

The reason why end up open this blog's because i am sick.

Aku sangat jarang sakit, bisa dihitung jari.

Tapi the fact that i very rarely get ill wont vouch that i'll be healthy all the time. Siapa yang bisa jamin i won't experience accidents. No one can vouch that i will stiil breathing tomorrow.

Sama halnya dengan kemungkinan bahwa tidak ada yang bisa menduga aku akan jatuh keseleo dari tangga perpustakaan umum seperti beberapa yang hari lalu.

Bilang aku lebay. Tapi aku nggak pernah sakit sampai kesulitan jalan begini. Masalahnya, sekolah tempatku mengajar terdiri dari 3 lantai. Bisa dibayangkan gimana aku harus kerepotan naik turun tangga. Karena itu beberapa hari belakangan setiap pulang sekolah kakiku selalu membengkak.

Lalu hari ini kakiku semakin bengkak dan sulit untuk digerakkan. Kondisi seperti ini selalu menimbulkan momen-momen  dimana aku pengen minta tolong tapi tidak mau merepotkan orang lain.

Sejujurnya aku sangat bersyukur Allah ngasih aku sakit seperti ini. Pernah baca, kalau sakit itu adalah salah satu cara untuk menghapus dosa kita. Tergantung bagaimana kita menanggapinya, kalau kita bersyukur dan semakin dekat dengan Allah SWT  maka sebenarnya IA sedang ingin mengangkat derajat kita.

Tapi karena terlalu sakit, akhirnya hari ini aku nangis di depan Amik. Si Amik sempat nanya aku kenapa, sayangnya aku cuma bisa menggeleng. Lucunya tadi Amik malah ikutan nangis sampe pipi tembemnya merah persis tomat yang dijual kiloan, katanya dia bingung harus ngapain saat ngelihat ekspresi aku yang jelas nggak baik-baik aja.

Aku lupa. Pada kenyatanya Amik bukanlah titisan Uya Kuya yang berpotensi mampu membaca isi pikiranku. Hehe.

Tanpa perlu repot-repot observasi, aku yakin ada banyak manusia sering berada dalam situasi sepertiku. Sulit mengungkapkan emosi dan perasaannya a.k.a "suka mendem".

Seseorang bisa dengan sangat mudah mengungkapkan perasaannya, tapi tidak  denganku. Butuh effort yang lebih untuk bisa mengungkapkan perasaanku dalam arti verbal.

Sudah, aku tidak mau berfikir terlalu panjang dan mendiagnosa diriku mengidap alexithymia.

Komentar